kembali ke daftar isi

Waktu:

Minimal 20 menit

Tujuan Latihan

Role playing adalah sebuah latihan simulasi dimana peserta mengambil peran dalam suatu keadaan tertentu seperti persiapan untuk menghadapi sebuah keadaan serupa atau mengevaluasi sebuah keadaan di masa lalu. Role play digunakan untuk mengembangkan sebuah siasat rasa, kompetensi individu, dan kohesi kelompok. Keuntungan utama dari role play ini di­bandingkan alat-alat yang lain adalah bahwa ia secara alami melibatkan emosi dan intelektual dalam pengalaman mereka. Karena peserta lebih dalam untuk terlibat dalam role play dibandingkan ketika mereka sedang dalam mendis­kusikan sebuah keadaan, mereka belajar lebih banyak, dan mungkin lebih cepat. Role play adalah alat serbaguna yang dapat digunakan untuk berbagai jenis tujuan, misalnya untuk menganalisa kondisi-kondisi, teori-teori dan siasat-siasat; untuk memahami orang dan peranan mereka; untuk me­ngembangkan wawasan pikir yang mendalam dan perasaan-perasaan dari lawan; untuk mengantisipasi situasi-situasi baru; untuk mengungkapkan ke­takut­an dan kebimbangan dan perasaan-perasaan lain yang orang miliki mengenai sebuah aksi; untuk mengembangkan kompetensi dan rasa percaya diri individu dan kelompok; serta untuk mengembangkan moril kelompok.

Cara Mempraktekkannya/Catatan Fasilitator

Walaupun role play bisa jadi sangat rumit dan melibatkan banyak pes­erta, ia sering didesain untuk mengamati situasi terbatas dan tidak untuk aksi tertentu. Pertimbangkan apa yang kelompok butuhkan untuk praktek mem­persiapkan sebuah aksi. (Lihat “Peran Sebelum, Selama dan Sesudah Aksi”, h ….. untuk menentukan peran-peran yang mungkin diperlukan).

Tentukan skenario, sering dimulai dengan beberapa hal yang sangat se­derhana untuk mempersiapkan adegan dan menandai peran, sehingga semua peserta memahami adegan fisik dimana role play akan dilaksanakan. Berikan para peserta sebuah uraian tentang peran mereka khususnya yang mencakup motif-motif dan interes-interes peran itu daripada hanya sekedar permainan layar yang harus dimainkan. Berikan peserta beberapa menit untuk masuk dalam peran mereka, dan jika mereka berada dalam sebuah kelompok, di­mungkinkan mereka untuk mengatur siasat. Buat secara jelas, kapan role play dimulai dan kapan berakhir. Mintalah para pemain peran untuk memulai pada adegan yang telah diberikan dan memainkan peran saat mereka melihatnya.

Sangat baik untuk mengakhiri role play segera setelah isu-isu yang cukup penting tidak ter-cover. Sangatlah penting bagi pelatih untuk bertindak mencegah terjadinya luka fisik maupun emosional pada para peserta, boleh jadi dengan menghentikan secepatnya role play jika keadaan yang mem­bahayakan peserta mulai berkembang.

Setelah role play selesai, berikan peserta waktu singkat untuk melepaskan peran mereka. Kemudian mulailah melakukan evaluasi. Hal ini merupakan salah satu bagian penting dalam latihan role play. Memulai dengan meng­izinkan para peserta untuk saling berbagi emosi (sharing) yang muncul saat role play sering menguntungkan. Jikalau tidak semua orang dapat melihat seluruh role play, maka hal ini membantu ntuk mempunyai gambaran ke­jadian yang sangat ringkas. Para peserta dapat berbagi apa yang mereka pelajari selama latihan tersebut. Para pengamat dapat saling berbagi pandangan-pandangan mereka mengenai apa yang terjadi, apa yang ber­langsung secara baik, apa yang membutuhkan peningkatan, apa yang mempercepat meningkatkan dan mengurangi ketegangan, dan sebagainya.

Aturlah nada untuk evaluasi, bantulah anggota kelompok untuk berbagi perasaan-perasaan atau ketegangan mereka serta apa yang dapat mereka pelajari dan amati mengenai taktik, strategi, tujuan, teori non-kekerasan serta penerapannya. Tidak perlu mengevaluasi seberapa bagus peserta memainkan suatu peran. Tidak ada satu jawaban yang benar untuk satu situasi yang ditentukan, maka sangatlah penting untuk membantu kelompok meng­ekspresikan gagasan-gagasannya dan alternatif jalan keluar untuk situasi tersebut. Untuk role play pendek, biasanya cukup dua puluh menit. Seringkali sangat membantu untuk mulai role play lainnya yang memungkinkan kelom­pok bisa mencoba alternatif-alternatif yang muncul dalam evaluasi dari­­­pada melanjutkan diskusi. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan mengulang adegan dasar yang sama dengan pemeran yang berbeda atau merubah situasi dengan memasukkan peran-peran baru, seperti halnya reaksi polisi atau reaksi kerumunan. Evaluasi seharusnya hanya berlangsung sepanjang isu-isu baru yang muncul, dan peserta mengeksplorasi masalah-masalah dan alternatif-alter­natif.

Related content